Biar Tak Keliru, Yuk Cek 8 Perbedaan Saham dan Reksa Dana Sebelum Memilih

Banyak investor merekomendasikan saham dan reksa dana sebagai instrumen pilihan saat berinvestasi. Bukan tanpa alasan, kedua instrumen investasi tersebut memiliki potensi keuntungan yang menarik dan cocok dipilih sesuai tujuan serta kebutuhan investor. 

Hanya saja, tak sedikit investor yang masih bingung membedakan antara investasi saham dan reksa dana. Padahal, perbedaan saham dan reksa dana cukup signifikan serta mampu memengaruhi kinerja investasi Anda nanti. Jika salah menentukan pilihan, bukan tidak mungkin rencana menanam modal akan menjadi berantakan dan tak memberi hasil yang optimal.

Karenanya, untuk menghindari hal tersebut, simak 8 perbedaan saham dan reksa dana berikut ini agar lebih mudah untuk membandingkan kualitas keduanya.

1. Pihak yang Menjual Produk

Salah satu perbedaan saham dan reksa dana yang utama adalah pihak yang menawarkan produknya. Jika ingin membeli reksa dana, pihak yang perlu Anda tuju adalah APERD atau Agen Penjual Efek Reksa Dana. 

Sementara untuk saham, Anda bisa membelinya secara langsung melalui bursa efek ataupun lembaga keuangan tertentu. Untungnya, berkat kemajuan teknologi digital, kini ada banyak platform investasi online yang menawarkan saham dan reksa dana. Jadi, Anda bisa lebih praktis dan mudah membeli instrumen investasi tersebut melalui platform investasi online ini

2. Objek yang Dibeli Investor

Jika melihat dari objek yang dibeli oleh investor, perbedaan saham dan reksa dana cukup mudah dipahami. Reksa dana adalah kumpulan aset investasi yang dikelola Manajer Investasi dari banyak investor sekaligus. Jadi, ketika membeli reksa dana, Anda menanamkan modal dengan bentuk investasi berupa sejumlah instrumen tertentu, seperti obligasi, saham, deposito, surat utang, dan sebagainya. 

Sementara saham mengacu pada kepemilikan sebuah perusahaan atau aset. Dalam kata lain, membeli saham sama halnya dengan membeli sebagian hak milik perusahaan. Keuntungan perusahaan pun bisa dibagikan kepada investor saham dalam bentuk dividen dan ada potensi capital gain.

3. Cara Membeli Aset

Perbedaan saham dan reksa dana lainnya terlihat dari proses pembelian asetnya. Secara umum, proses pembelian reksa dana relatif lebih kompleks dibanding saham. Ketika membeli reksa dana, investor dihubungkan pada Manajer Investasi serta Bank Kustodian, dan dana investor akan dikelola untuk membeli jenis aset tertentu. 

Pada saham, investor hanya perlu melakukan pesanan beli pada bursa ataupun pihak ketiga. Kemudian, tak butuh waktu lama transaksi akan selesai dan saham akan menjadi milik investor. 

4. Pihak yang Terkait

Secara umum, pihak yang terlibat pada aktivitas investasi reksa dana adalah Manajer Investasi, emiten, Bank Kustodian, dan sebagainya. Sementara pada investasi saham, pihak yang terkait adalah emiten atau perusahaan, saham, KSEI atau Kustodian Sentral Efek Indonesia, perusahaan efek, perusahaan broker, dan sebagainya. Walaupun begitu, ketika berinvestasi, baik saham ataupun reksa dana, investor tak selalu harus berurusan dengan setiap pihak tersebut secara aktif atau langsung. 

5. Stabilitas Fluktuasi Investasinya

Jika melihat dari segi stabilitas fluktuasi harganya, saham dan reksa dana memiliki perbedaan yang cukup simpel. Saham yang dikenal sebagai instrumen investasi berisiko tinggi cenderung memiliki fluktuasi harga yang lebih tinggi dibanding reksa dana. Walaupun begitu, potensi imbal hasil yang diberikan oleh produk ini juga tergolong menjanjikan dan cocok untuk investasi jangka panjang.

Sedangkan untuk reksa dana, banyak pihak menganggap jika produk ini adalah pilihan ideal bagi investor konservatif atau risk averse. Tak hanya risikonya yang relatif lebih kecil, cara kerja investasi reksa dana juga jauh lebih mudah dibanding saham karena pengelolaannya dilakukan oleh Manajer Investasi. Sehingga, pertanggungjawaban kinerja reksa dana secara umum berada di tangan Manajer Investasi, sementara saham sepenuhnya berada di tangan investor. 

6. Cara Pengelolaan Dana

Antara pengelolaan dana pada saham dan reksa dana memiliki perbedaan yang bisa dibilang menonjol. Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh Manajer Investasi yang telah terbukti kompeten dan tersertifikasi dalam mengelola dana nasabahnya. Jadi, investor reksa dana tak perlu secara aktif mengelola dana investasinya dan hanya perlu menunggu laporan dari Manajer Investasi serta memperoleh imbal hasilnya. 

Di sisi lain, saat investasi saham, Anda bertanggung jawab sepenuhnya soal pengelolaan dananya. Oleh karena itu, pemahaman tentang ilmu dan strategi investasi wajib dimiliki untuk memaksimalkan potensi keuntungan serta meminimalkan risiko kerugian saat investasi saham. 

7. Nominal Modal Awal yang Dibutuhkan

Selain itu, perbedaan saham dan reksa dana bisa dilihat dari nominal modal awal yang dibutuhkan untuk investasi. Sebagai produk yang menghimpun dana dari beberapa investor sekaligus, investasi reksa dana bisa dimulai dengan modal terjangkau. Bahkan, beberapa layanan reksa dana membuka opsi investasi di produknya dengan modal mulai dari 10 ribuan saja. 

Hal ini berbeda dengan saham di mana modal awal pembeliannya relatif besar. Investor bahkan perlu menyiapkan dana jutaan rupiah agar bisa membeli saham incarannya. Karenanya, saham lebih cocok dilakukan oleh investor berpengalaman dengan modal tinggi serta pemahaman investasi yang kuat. 

8. Aturan Pengenaan Pajak

Terakhir, perbedaan saham dan reksa dana adalah terkait aturan pengenaan pajaknya. Pada reksa dana, investor umumnya tidak dikenakan beban pajak. Kalaupun ada, pajak reksa dana jauh lebih kecil dibanding pajak saham. Tapi, investor reksa dana tetap harus membuat laporan pajak tahunannya, termasuk jumlah aset dan laba investasi yang diperolehnya.

Jadi, Lebih Baik Investasi Saham atau Reksa Dana?

Dari penjelasan tentang perbedaan saham dan reksa dana di atas, pada dasarnya kedua instrumen investasi ini memiliki karakteristik yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan investor. Risiko yang tinggi pada saham membuat instrumen tersebut lebih pas dipilih oleh investor agresif dengan tujuan keuangan jangka panjang. Sementara reksa dana menawarkan fleksibilitas pada pengelolaan dan risikonya sehingga cocok bagi investor pemula dengan toleransi risiko rendah.