Agar Investasi Beri Hasil Optimal, Kenali Apa Itu Alokasi Aset dan Fungsinya
Dalam berinvestasi, setiap investor pasti memiliki preferensinya masing-masing dalam memilih instrumen untuk mengisi portofolionya. Mempertimbangkan jenis instrumen investasi dengan tujuan keuangan adalah kunci penting agar bisa meraih imbal hasil menanam modal secara maksimal. Untuk itu, setiap investor penting memahami tentang apa itu alokasi aset atau asset allocation.
Secara umum, alokasi aset adalah strategi investasi di mana investor menentukan bobot atau porsi dari setiap instrumen investasi pada portofolionya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar tingkat risiko dan imbal hasil yang diperoleh seimbang. Sehingga, keuntungan yang diperoleh optimal dan mampu mewujudkan tujuan investasinya sesuai harapan.
Tentunya, ada banyak hal yang menarik untuk dibahas dari alokasi aset investasi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengertian alokasi aset, jenis, dan beragam aspek penting seputarnya, simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Alokasi Aset
Alokasi aset adalah salah satu strategi investasi yang dilakukan investor dengan menetapkan porsi atau bobot tertentu pada setiap instrumen investasi di portofolionya. Strategi tersebut dilakukan investor dengan tujuan agar tingkat risiko dan keuntungan investasi yang diperolehnya seimbang sesuai dengan tingkat risiko, tujuan keuangan, dan lingkup investasi.
Alokasi aset juga bisa didefinisikan sebagai strategi untuk mengelola portofolio investasinya dengan berbagai jenis aset, seperti ekuitas, aset pendapatan tetap, dan uang tunai. Pasalnya, ketiga jenis aset tersebut mempunyai tingkat risiko dan keuntungan berbeda sehingga imbal hasil yang diberikan seiring waktu bisa terus berubah.
Tentunya, tak ada rumus pasti dalam menentukan alokasi aset yang terbaik untuk semua orang. Pasalnya, setiap investor pasti memiliki tujuan, kebutuhan, dan toleransi risiko berbeda yang menjadi dasar untuk menetapkan alokasi aset paling optimal.
Fungsi Alokasi Aset
Ada banyak alasan kenapa alokasi aset penting dipahami oleh investor dan bisa memberi dampak signifikan terhadap kinerja investasi yang dilakukannya. Secara umum, fungsi alokasi aset adalah agar investor bisa menentukan instrumen investasi terbaik, termasuk porsi atau bobot yang harus dibeli, agar tujuan investasinya dapat terwujud secara optimal.
Tergantung dari tujuan yang dimiliki, setiap investor memiliki strategi alokasi aset yang berbeda. Sebagai contoh, ketika Anda ingin membeli mobil di tahun depan, investasi di jenis aset konservatif seperti deposito dan obligasi jangka pendek layak untuk dijadikan pilihan.
Di sisi lain, jika berinvestasi untuk jangka panjang, misalnya dana pensiun puluhan tahun mendatang, idealnya Anda perlu berinvestasi di saham atau instrumen high risk lain. Dengan mengetahui cara alokasi aset yang tepat, tujuan investasi bisa diraih dengan lebih optimal sesuai dengan jangka waktu, toleransi risiko, dan preferensi yang dimiliki.
Jenis Alokasi Aset
Strategi alokasi aset bisa dibedakan menjadi beberapa jenis atau kategori, antara lain:
-
Alokasi Aset Berdasarkan Umur
Berdasarkan penjelasan dari penasihat keuangan, idealnya investor membeli saham untuk menahannya selama 5 tahun atau lebih agar bisa meraih imbal hasil maksimal. Sementara untuk tujuan keuangan jangka pendek, instrumen pasar uang lebih pas dijadikan pilihan. Lalu untuk jangka menengah, obligasi mampu memberi kinerja yang lebih ideal bagi investor.
Melalui klasifikasi instrumen investasi dengan jangka waktu ideal untuk memilihnya, investor bisa lebih mudah menentukan alokasi aset berdasarkan umur. Sebagai contoh, jika masih berusia muda dan aktif bekerja, menyusun alokasi aset di instrumen risiko tinggi seperti saham masih dianjurkan. Alasannya karena durasi investasi cukup panjang dan usia yang masih dalam kategori produktif.
Seiring bertambahnya usia, Anda perlu mengalokasikan aset ke instrumen yang lebih rendah risiko. Hingga akhirnya mendekati usia pensiun, portofolio investasi seharusnya secara umum telah dipindah ke strategi alokasi aset konservatif agar menurunkan risiko yang ditanggung.
-
Alokasi Aset Berdasarkan Jenjang Hidup
Alokasi aset juga bisa dibedakan berdasarkan jenjang hidup atau jatuh tempo investasi. Jenis alokasi aset ini dibuat dengan menyesuaikan usia investor, termasuk toleransi risiko dan tujuan keuangan dalam menyusun portofolio investasi. Tentunya, setiap individu perlu menyusun sendiri alokasi aset pada portofolio investasinya agar mampu memberi hasil yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Semakin lama durasi investasi, idealnya alokasi aset ditempatkan pada instrumen berisiko lebih tinggi. Lalu, seiring semakin dekat tenggat waktu investasi, Anda bisa mengalihkan modal dari instrumen berisiko tinggi ke instrumen berisiko lebih rendah. Jadi, risiko kerugian bisa lebih mudah diantisipasi dan mampu meningkatkan peluang tujuan investasi terwujud.
Pengaruh Perubahan Ekonomi pada Alokasi Aset
Perubahan kondisi ekonomi, baik yang bertumbuh atau menyusut, memberi efek besar terhadap bagaimana cara investor mengalokasikan asetnya. Ketika kondisi ekonomi tengah menguat, idealnya Anda membeli aset yang berorientasi pada pertumbuhan, seperti saham, untuk bisa mendapat keuntungan dari kondisi pasar yang membaik.
Sebaliknya, ketika terjadi resesi atau penurunan kondisi ekonomi, investor cenderung beralih ke instrumen investasi konservatif untuk menjaga nilai kekayaannya. Contohnya adalah obligasi atau setara uang tunai hingga menunggu adanya tanda tren pembalikan.
Cara Menentukan Alokasi Aset yang Bagus
Perlu dipahami jika alokasi aset yang bagus oleh seseorang belum tentu memberi hasil yang sama pada investor lain. Tak ada acuan alokasi aset yang sempurna dan mampu dijadikan pilihan oleh semua jenis investor. Pengelolaan aset tersebut wajib disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan setiap individu, mulai dari usia, tujuan finansial, toleransi risiko, dan pertimbangan lainnya.
Dulu, alokasi aset yang terdiri dari 60 saham dan 40 persen obligasi dianggap optimal. Tapi, seiring waktu, ahli ekonomi mulai menganggap anggapan tersebut perlu direvisi, khususnya ketika kinerja obligasi dinilai kurang menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir.
Jika masih berada di rentang usia muda dan produktif, secara umum Anda dianjurkan untuk berinvestasi di saham atau instrumen berisiko tinggi. Salah satu panduan dalam mengelola aset yang sering dilakukan banyak orang adalah membeli saham dengan persentase 100 dikurangi usia saat ini.
Maksudnya, jika Anda berumur 30 tahun, maka 70 persen portofolio investasi Anda berisi saham dan sisanya untuk diversifikasi di aset lebih rendah risiko. Tapi, tentu saja panduan tersebut belum tak selalu cocok dipilih oleh semua orang dan idealnya perlu disesuaikan dengan kondisi pribadi. Bila perlu, minta bantuan penasihat keuangan profesional agar bisa menentukan alokasi aset terbaik sesuai keinginan, kebutuhan, dan tujuan keuangan Anda.
Jangan Sembarangan Investasi Tanpa Tahu Strategi Alokasi Aset
Banyak ahli finansial yang menganggap jika alokasi aset adalah salah satu penentu agar bisa meraih imbal hasil investasi secara optimal. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, Anda bisa mengalokasikan aset di instrumen tertentu dengan rasio yang ideal. Dengan begitu, aktivitas investasi bisa memberi hasil kinerja yang terbaik, termasuk menyeimbangkan risiko dan keuntungan, menyesuaikan tujuan keuangan dan jangka waktu yang telah ditentukan.