Raup Untung Maksimal, Begini 7 Cara Memilih Reksa Dana Terbaik untuk Pemula

Punya cara kerja yang praktis dan risiko yang relatif mudah disesuaikan kebutuhan, reksa dana sering direkomendasikan untuk dipilih oleh investor pemula. Meski belum memiliki pengalaman atau kemampuan analisis pasar modal, reksa dana selalu bisa dijadikan batu loncatan bagi masyarakat awam yang ingin mencoba investasi. 

Pasalnya, pengelolaannya dilakukan oleh Manajer Investasi bersertifikasi dengan pengalaman serta kompetensi investasi yang tak perlu diragukan lagi. Walaupun begitu, memilih produk reksa dana tidak boleh dilakukan sembarangan agar mampu memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian. 

Lantas, hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih reksa dana agar bisa mendapatkan produk terbaik dengan potensi menjanjikan dan sesuai kebutuhan? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut terangkum 7 cara memilih reksa dana terbaik yang penting dipahami investor pemula.

Cari Tahu Profil Risiko Diri

Cara memilih reksa dana yang pertama adalah mencari tahu dulu profil risiko yang Anda miliki sebagai investor. Bagi yang belum tahu, profil risiko merupakan gambaran diri investor saat dihadapkan dengan risiko investasi dan tingkat toleransinya terhadap risiko tersebut. Tergantung kondisi keuangan, tujuan investasi, dan psikologis diri, setiap orang mempunyai profil risiko berbeda yang mampu mempengaruhi aktivitas menanam modalnya. 

Tapi, secara umum, profil risiko investasi terbagi menjadi 3 kategori, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. 

1. Profil Risiko Konservatif

Investor konservatif umumnya mempunyai tingkat toleransi risiko kerugian yang rendah saat investasi. Umumnya dimiliki oleh investor pemula, karakteristik investor konservatif adalah mudah cemas, panik, dan bingung ketika portofolio investasinya merugi. 

Sebagai investor konservatif, produk reksa dana yang dianjurkan untuk dipilih adalah reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap. Alasannya karena tingkat risiko jenis reksa dana tersebut terbilang rendah dan memiliki fluktuasi nilai yang cenderung stabil dibanding jenis lainnya. 

2. Profil Risiko Moderat

Jenis profil risiko yang kedua adalah moderat dan mengacu pada investor dengan toleransi risiko menengah. Maksudnya, saat mengalami kerugian, investor moderat masih bisa bersikap tenang dan mampu menentukan langkah selanjutnya untuk menghadapi masalah tersebut.

Meski begitu, jika risiko kerugian mencapai tingkat yang terlalu tinggi, investor moderat tetap bisa merasa panik dan khawatir pada aktivitas investasinya. Oleh karena itu, investor dengan profil risiko moderat cenderung memilih reksa dana dengan tingkat risiko sedang, contohnya adalah reksa dana obligasi, reksa dana campuran, maupun mendiversifikasi modal di beberapa kategori risiko berbeda. 

3. Profil Risiko Agresif

Selain konservatif dan moderat, ada pula profil risiko agresif yang berlaku pada investor dengan tingkat toleransi tinggi pada risiko investasi. Investor agresif berani mengambil risiko tinggi demi bisa meraup potensi keuntungan yang jauh lebih besar. Hal tersebut dilakukan karena investor agresif telah memiliki pengalaman dan pemahaman analisis mumpuni untuk bisa memperkecil risiko investasi di instrumen berisiko tinggi. 

Juga, sikap agresif saat investasi tersebut juga ditopang oleh kondisi keuangan yang matang dan tak mudah collapse ketika dihadapkan dengan risiko kerugian. Oleh karena itu, bagi investor agresif, produk berisiko tinggi seperti reksa dana saham lebih menarik dijadikan pilihan untuk meraih keuntungan maksimal pada jangka panjang. 

Pelajari Semua Jenis Reksa Dana

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada banyak jenis reksa dana yang bisa dipilih menyesuaikan profil risiko yang Anda miliki. Agar bisa memilih produk yang terbaik, Anda wajib mempelajari semua jenis reksa dana tersebut dan mencermati karakteristiknya. Dengan begitu, Anda lebih memahami cara memilih reksa dana yang terbaik menyesuaikan profil risiko dan karakteristik produknya. 

Cocokkan Jenis Reksa Dana dengan Tujuan Investasi

Melanjutkan cara memilih reksa dana sebelumnya, selain profil risiko, sesuaikan pula jenis reksa dana dengan tujuan investasi. Sebagai contoh, jika memiliki tujuan investasi jangka pendek atau sekitar 1 tahun, reksa dana pasar uang lebih cocok dipilih karena risikonya yang rendah. 

Di lain sisi, jika berinvestasi untuk tujuan jangka panjang, reksa dana saham atau reksa dana campuran lebih pas dijadikan pilihan karena menjanjikan potensi keuntungan lebih besar. Yang penting, pahami karakteristik dan tingkat risiko reksa dana, serta pertimbangkan mana yang paling optimal dipilih untuk mewujudkan tujuan investasi. 

Kenali Lebih Dekat Profil Manajer Investasi

Cara memilih reksa dana terbaik lainnya adalah meriset dan mengenali profil Manajer Investasi. Selaku pihak pengelola, mengenal lebih dekat profil Manajer Investasi sangat penting agar bisa memastikan aktivitas investasinya dilakukan secara optimal. 

Kemampuan, pengalaman, dan kepiawaian Manajer Investasi secara garis besar memiliki pengaruh signifikan dalam pengembangan modal investasi investor reksa dana. Yang utama, pastikan Manajer Investasi resmi terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan atau OJK untuk menjamin legalitas layanannya. 

Cek pula rekam jejak Manajer Investasi di sejumlah portal berita, apakah pernah mengalami kasus atau sentimen negatif sebelumnya. Intinya, pilih Manajer Investasi dengan performa dan reputasi yang bagus agar mampu meningkatkan peluang meraih untung maksimal ketika memilih produk reksa dana yang dikelolanya. 

Perhatikan Nilai Dana Kelolaan

Bisa juga disebut Asset Under Management atau AUM, dana kelolaan merupakan nilai pasar atas aset yang dikelola Manajer Investasi dengan atas nama investor atau kliennya. Jumlah dana kelolaan ini bisa berubah menyesuaikan arus keluar masuk dana dari investor reksa dana.

Di samping itu, nilai AUM tersebut juga bisa berubah menyesuaikan nilai aset investasi underlying asset reksa dana. Misalnya, jumlah AUM reksa dana saham akan meningkat ketika harga saham pada bursa yang mengisi portofolio produk tersebut menguat. 

Untuk memilih reksa dana yang terbaik, usahakan nilai dana kelolaan di produknya tinggi. Sebagai contoh, pilih produk dengan nilai AUM lebih dari 500 miliar rupiah yang mengindikasikan tingkat kepercayaan investor terhadap reksa dana tersebut cukup besar. 

Pantau Kinerja Reksa Dana di Masa Lampau

Tak kalah pentingnya, cara memilih reksa dana terbaik juga bisa dilakukan dengan memantau kinerja produknya di masa lampau. Walaupun tak selalu menjamin performanya di masa depan, tapi melihat kinerja reksa dana di masa lampau bisa menjadi landasan pertimbangan bagi investor untuk memilihnya atau tidak. 

Jika produk reksa dana secara konsisten mampu meraih keuntungan dengan stabil, artinya kinerjanya memang menjanjikan dan layak untuk dipilih. Begitu pun sebaliknya, jika performa reksa dana terlihat volatil di masa lalu, Anda perlu bersikap skeptis ketika ingin membelinya. 

Maksimalkan Fitur yang Tersedia

Terakhir, cara memilih reksa dana sesuai kebutuhan dan tujuan investasi bisa lebih optimal dilakukan dengan memanfaatkan fitur yang tersedia. Seperti yang kita tahu, saat ini ada banyak platform investasi reksa dana digital yang bisa diunduh di smartphone. Setiap platform investasi tersebut tentu mempunyai fitur unggulan yang mampu memudahkan investor dalam berinvestasi. 

Salah satunya adalah fitur top performance yang mampu memudahkan Anda menyaring produk reksa dana dengan performa terbaik. Dengan begitu, Anda lebih mudah untuk memilih produk reksa dana terbaik dari yang terbaik sesuai tujuan investasi dan kebutuhan.  

Agar Sukses Berinvestasi, Jangan Sampai Salah Pilih Reksa Dana 

Memilih produk reksa dana yang tepat merupakan kunci penting agar berhasil sukses dan meraih keuntungan maksimal dari aktivitas investasi. Dengan kriteria dan karakteristik yang beragam, memilih reksa dana terbaik memang perlu dilakukan dengan teliti dan pertimbangan matang. Karenanya, pastikan ikuti 7 cara memilih reksa dana di atas agar bisa mendapatkan produk paling menjanjikan sesuai kebutuhan dan tujuan investasi.