Utamakan Stabilitas dari Untung Tinggi, Ini Panduan Pahami Tipe Investor Konservatif
Dalam berinvestasi, semua orang pasti mempunyai karakteristik masing-masing dan perlu menyesuaikan strategi investasinya. Biasanya, karakteristik investor tersebut tergantung dari pemahaman dan pengalamannya terjun ke dunia pasar modal, sekaligus tujuan dan kondisi keuangan. Hal ini membuat setiap investor bisa dikategorikan ke beberapa jenis berbeda dengan karakteristik dan cirinya tersendiri.
Salah satunya adalah investor konservatif yang mempunyai karakteristik sebagai investor dengan profil risiko yang rendah. Hal tersebut termasuk pemilihan instrumen investasi yang sering kali mengutamakan stabilitas pertumbuhan nilai dibanding potensi keuntungan tinggi oleh investor tipe ini.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang tipe investor konservatif ini, termasuk ciri-ciri, jenis produk yang biasa dipilih, serta strategi investasi yang ideal untuk digunakan, simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu Investor Konservatif?
Secara umum, investor konservatif adalah sebutan untuk investor yang mempunyai profil risiko rendah. Maksudnya, investor cenderung belum mampu untuk menoleransi risiko kerugian ketika berinvestasi.
Mereka umumnya lebih mengutamakan stabilitas dan keamanan dalam menanam modal agar nilai investasinya tidak menurun. Ibaratnya, investor konservatif mempunyai prinsip “lambat asal selamat” dan hanya akan menanam modal di instrumen risiko rendah atau bahkan bebas risiko.
Biasanya, investor konservatif enggan mengambil risiko tinggi karena pemahaman serta kemampuannya dalam investasi masih terbatas. Karenanya, mereka mempunyai toleransi risiko yang cukup rendah dan mudah panik dan khawatir ketika nilai investasinya menurun imbas fluktuasi pasar modal.
Lalu, bagaimana cara untuk tahu apakah Anda tergolong sebagai tipe investor konservatif atau bukan? Jika mempunyai pandangan tak apa mendapatkan untung sedikit ketimbang modal investasi berkurang, bisa dibilang Anda merupakan investor konservatif.
Sebab, modal investasi investor jenis ini sebisa mungkin harus dijaga dan tak sampai menurun. Jadi, jika Anda masih berusaha untuk menghindari risiko ketika investasi, artinya Anda merupakan seorang investor konservatif.
Karakteristik Investor Konservatif
Dari penjelasan di poin di atas sebenarnya Anda sudah mengetahui garis besar karakteristik yang dimiliki oleh investor konservatif. Misalnya, tipe investor ini biasanya berasal dari investor pemula dan masih awam tentang dunia investasi. Selain itu, berikut adalah karakteristik yang umum dimiliki investor konservatif.
- Mengutamakan investasi di instrumen yang aman.
- Lebih memilih produk investasi dengan imbal hasil atau return yang cenderung stabil dan tidak fluktuatif.
- Berusaha agar nilai pokok investasinya tetap terjaga.
- Berpegang teguh dengan prinsip dan pendapatan investasinya.
- Enggan melakukan perubahan dan mengambil risiko ketika investasi.
Instrumen Investasi Pilihan Investor Konservatif
Selain karakteristiknya di atas, investor konservatif juga mempunyai pilihan jenis instrumen investasi khusus yang mengisi portofolionya. Beragam instrumen investasi yang dipilih tipe investor ini umumnya rendah risiko, fluktuasi harga yang stabil, dan cenderung aman.
Berikut adalah beberapa jenis instrumen investasi yang umum dijadikan pilihan investor konservatif.
- Reksa dana pasar uang
- Reksa dana pendapatan tetap
- SBN atau Surat Berharga Negara
- Deposito
- Investasi Emas
Jika melihat dari cara kerja dan keuntungannya, reksa dana pasar uang bisa dianggap sebagai pilihan ideal bagi investor konservatif. Alasannya karena produk tersebut mempunyai tingkat risiko sangat rendah, dan mampu memberikan imbal hasil atau return yang stabil. Sehingga, investor tak perlu khawatir dengan fluktuasi harga dari produk tersebut di pasar modal.
Strategi Investasi Investor Konservatif
Sebagai investor konservatif yang memiliki toleransi risiko rendah, Anda perlu mencanangkan strategi investasi khusus. Jika salah mengambil langkah, bukan tidak mungkin rencana investasi berakhir dengan kegagalan. Pasalnya, bisa saja nilai investasi menurun dan membuat Anda ragu atau tak semangat menanam modal.
Utamanya, strategi investasi yang dilakukan investor konservatif adalah memilih instrumen dengan tingkat risiko rendah dan pertumbuhan nilai yang stabil. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, instrumen investasi favorit tipe investor ini adalah reksa dana pasar uang, deposito, dan sebagainya.
Selain itu, usahakan memiliki alokasi dana khusus untuk diinvestasikan, misalnya 10 sampai 20 persen penghasilan bulanan. Dengan alokasi dana yang telah disiapkan sejak awal tersebut, habit investasi akan lebih mudah tumbuh dan menjadi rutinitas yang konsisten dilakukan hingga tujuan keuangan tercapai.
Tak kalah pentingnya, terus pelajari dunia investasi, termasuk pilihan instrumen investasi, strategi, dan sebagainya. Dengan begitu, Anda bisa lebih berani untuk mengambil risiko saat investasi guna mengoptimalkan potensi keuntungan yang bisa didapatkan.
Jangan Memaksakan Diri Ambil Risiko Sebagai Investor Konservatif
Dengan karakteristik profil risiko dan toleransi risiko yang rendah, investor konservatif umumnya mengambil instrumen investasi yang cenderung aman dan stabil. Hindari memaksakan diri berinvestasi di instrumen berisiko tinggi seperti saham karena bisa membuat semangat menanam modal menurun. Semoga penjelasan di atas bisa memandu Anda lebih bijak berinvestasi sebagai seorang investor konservatif.