Obligasi Konvensional, Instrumen Investasi Populer dengan Potensi Cuan Menggiurkan

Melihat dari kebutuhan dan tujuan finansial yang ingin diraih, investor umumnya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu yang mengutamakan stabilitas aset dan pertumbuhan aset. Jika Anda termasuk sebagai jenis yang pertama, instrumen investasi obligasi tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga.

Secara umum, obligasi adalah produk surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi sebagai upaya mendapatkan pendanaan dari investor. Obligasi sendiri secara umum bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah obligasi konvensional. 

Yang menjadi pertanyaan, apa yang dimaksud dengan obligasi konvensional? Juga, bagaimana prinsip dasar obligasi konvensional, termasuk risiko dan strukturnya? Nah, untuk mengetahui jawabannya, berikut terangkum penjelasan lengkap tentang obligasi konvensional yang penting Anda pahami. 

Pengertian Obligasi Konvensional

Obligasi konvensional adalah produk obligasi yang umum dijual pada pasar keuangan. Jenis obligasi ini memberikan potensi keuntungan atau imbal hasil untuk investor dengan bentuk kupon bunga. Kupon bunga obligasi ini diberikan secara berkala ke investor hingga jatuh tempo. 

Obligasi konvensional diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, ataupun lembaga finansial lain. Biasanya, alasan penerbitan surat utang ini adalah untuk mendapatkan pendanaan dari investor atau masyarakat pemodal. Dana tersebut kemudian akan dialokasikan untuk membiayai proyek atau rencana bisnis tertentu yang ingin dijalankan oleh penerbit obligasi. 

Prinsip dan Cara Kerja Obligasi Konvensional

Dibanding jenis obligasi lain, seperti obligasi syariah, obligasi konvensional memiliki prinsip dan cara kerja yang bisa dibedakan dengan mudah, antara lain:

  1. Terkait Sumber Keuntungan

    Pada obligasi konvensional, penghasilan atau keuntungan yang didapatkan oleh investornya berasal dari kupon bunga yang diberikan oleh pihak penerbitnya. Terkait sumber keuntungan ini, penerbit obligasi pasti akan memberi tahu informasi terkait besaran kupon bunga yang akan diperoleh investor. Hal ini termasuk pula jenis bunga apakah variabel atau tetap, periode waktu pemberian, dan informasi penting lain sesuai kesepakatan.

  2. Terkait Riba

    Berbeda dengan obligasi syariah, obligasi konvensional tak harus menghindari riba dalam memberikan keuntungan atau imbal hasil pada investornya. Hal ini dikarenakan bunga merupakan bagian integral instrumen keuangan modern yang masih diberlakukan pada cara kerja obligasi konvensional. 

  3. Terkait Bagi Hasil

    Di samping itu, obligasi konvensional juga tak harus menganut sistem bagi hasil sebagai keuntungan yang diberikan kepada para investornya. Melainkan, imbal hasil investasi di produk ini telah diatur dengan sistem bunga tetap atau bunga variabel yang sudah disepakati sejak awal penawaran obligasi konvensional. 

Risiko Obligasi Konvensional

Sebagai instrumen investasi, obligasi konvensional mempunyai risiko tersendiri yang perlu dipahami dan disiasati para investornya. Berikut adalah risiko utama dari obligasi konvensional. 

  1. Risiko Gagal Bayar

    Selayaknya ketika meminjamkan dana ke pihak tertentu, risiko di mana pihak peminjam tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya pasti tidak bisa sepenuhnya dihindari. Memiliki cara kerja yang sama, risiko gagal bayar ini juga pasti mengintai para investor obligasi, apa pun jenisnya. 

    Jika risiko gagal bayar terjadi, Anda sebagai investor berpotensi tidak bisa mendapatkan pembayaran pokok utang obligasi maupun kupon bunga yang telah dijanjikan. Meski begitu, risiko ini bisa dihindari dan diminimalkan peluangnya untuk terjadi dengan mencari tahu peringkat obligasi dari perusahaan penerbitnya.

  2. Risiko Likuiditas

    Selain itu, risiko likuiditas juga menjadi risiko yang pasti melekat di setiap jenis obligasi. Risiko ini terjadi di mana obligasi sulit untuk bisa dicairkan menjadi uang tunai. Walaupun begitu, jika dibandingkan dengan obligasi jenis lain, obligasi konvensional mempunyai likuiditas yang lebih tinggi karena umumnya diterbitkan dengan jumlah besar dan memiliki banyak peminat. 

Struktur Obligasi Konvensional

Jika melihat dari strukturnya, obligasi memiliki karakteristik sebagai berikut. 

  • Struktur pembiayaan obligasi ini adalah pihak investor memberi pinjaman dana pada penerbit obligasi untuk tujuan tertentu. 
  • Struktur pengelolaan obligasi ini dilakukan oleh badan atau lembaga yang disebut Manajer Investasi. 
  • Terkait penilaian keuangannya, penerbit obligasi konvensional menanggung sendiri biaya pinjamannya. 
  • Terkait cara kerja dan ketentuannya, obligasi konvensional secara khusus tak memiliki regulasi. Asal sesuai dengan peraturan dari OJK atau Otoritas Jasa Keuangan dan mampu memenuhi ketetapan standar keuangan, produk ini boleh diterbitkan di pasar modal Indonesia. 

Pertimbangkan Risiko dan Cara Kerjanya Sebelum Berinvestasi di Obligasi Konvensional

Secara sederhana, obligasi konvensional merupakan jenis obligasi yang umum diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah tanpa perlu menaati aturan khusus seperti prinsip syariah. Dengan cara kerjanya tersebut, instrumen ini perlu dipilih menyesuaikan kebutuhan investor dan mengantisipasi risikonya. Semoga penjelasan di atas bisa membantu Anda mengambil keputusan untuk berinvestasi di obligasi konvensional atau tidak sesuai kebutuhan dan tujuan keuangan.