Panduan Investasi SBR yang Tak Pernah Absen Diminati Para Investor

Berinvestasi di produk obligasi pemerintah seperti Surat Berharga Negara atau SBN memang mempunyai daya tariknya tersendiri. Selain imbal hasil yang menjanjikan, tingkat risiko yang ditanggung investor juga terbilang kecil. 

Salah satu jenis produk SBN populer yang sering kali menjadi incaran para investor adalah SBR atau Savings Bond Ritel. Selayaknya produk obligasi pemerintah lainnya, SBR dianggap sangat aman karena jauh dari risiko default risk atau gagal bayar. Di samping itu, kupon yang diberikan juga terbilang tinggi dan jauh melebihi rerata bunga deposito. 

Nah, untuk memahami lebih lanjut tentang apa itu SBR, termasuk ketentuan, kelebihan, dan risikonya, simak panduan lengkap berikut ini. 

Beli Obligasi Sekarang!

Pengertian Savings Bond Ritel atau SBR

loader

Savings Bond Ritel atau SBR

Savings Bond Ritel atau bisa juga disingkat SBR adalah salah satu produk SBN yang rutin diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Sebagai obligasi pemerintah, produk ini mempunyai tingkat risiko sedang atau moderat. Dalam kata lain, risiko investasi SBR relatif lebih tinggi dibanding deposito tapi masih di bawah saham. 

Namun, jika menanam modal di produk SBR, Anda tak perlu merasa khawatir berlebihan dengan risikonya. Pasalnya, pembayaran pokok utang dan kuponnya telah dimasukkan ke dalam APBN setiap tahunnya dan dijamin negara. Jadi, Anda selaku investor pasti akan mendapatkan pembayaran imbal hasil tersebut secara rutin sesuai yang dijanjikan hingga jatuh tempo.

Terkait kupon yang diberikan sendiri bersifat mengambang dengan nilai bunga minimal alias floating with floor. Penetapan bunga mengambang tersebut sendiri berdasarkan BI-7DRR dan akan disesuaikan tiap 3 bulan. 

Keuntungan Investasi SBR

Tak hanya minim risiko, investasi di produk SBR menawarkan beragam keuntungan, antara lain:

  • Risiko gagal bayar yang minim terjadi karena pembayaran kupon dan pokok utang dijamin sepenuhnya oleh negara. 
  • Tingkat keuntungan dari kupon bunga bersifat kompetitif serta dibayarkan secara berkala setiap bulan. Bunga SBR bahkan lebih tinggi dibanding rerata bunga deposito bank BUMN secara umum. 
  • Transaksi pembelian yang mudah dan bisa dilakukan secara online melalui beragam mitra distribusi pilihan. 
  • Tingkat kupon floating with floor yang bisa meningkat seiring dengan perkembangan acuan bunga BI-7DRR dan tetap ada jaminan kupon bunga minimal. 
  • Berinvestasi sekaligus mendorong pembiayaan pembangunan nasional.

Risiko Investasi SBR

Secara umum, risiko investasi SBR berkaitan erat dengan jenis produknya, yaitu obligasi. Berikut adalah 3 risiko utama dari investasi di instrumen pasar uang tersebut.

  1. Risiko Gagal Bayar

    Risiko gagal bayar atau default risk terjadi saat investor tak bisa mendapatkan pembayaran kupon dan pokok utang sesuai yang telah dijanjikan oleh penerbit obligasi ketika jatuh tempo. Terkait risiko ini, investor yang berinvestasi di produk SBR tak perlu khawatir akan dirugikan.

    Alasannya karena pembayaran pokok utang dan kupon SBR yang dijanjikan dijamin oleh negara dan telah dimasukkan pada anggaran APBN setiap tahunnya. Dalam kata lain, risiko gagal bayar ini nyaris tidak akan terjadi selama negara masih mempunyai dana untuk memenuhi kewajibannya tersebut. 

  2. Risiko Tingkat Bunga

    Risiko tingkat bunga atau interest rate risk terjadi saat ada perubahan pada tingkat suku bunga pasar yang berpeluang memicu kerugian terhadap investor. Untungnya, risiko ini tak terlalu berdampak pada investor SBR karena nilai pokoknya tak berubah menyesuaikan fluktuasi suku bunga pasar. 

    Juga, tingkat kupon produk ini tetap mengikuti perubahan suku bunga acuan yang masih dijamin dengan kupon bunga minimal hingga jatuh tempo. Jadi, investor tetap bisa mengunci potensi keuntungan secara pasti dari investasi di produk ini. 

  3. Risiko Likuiditas

    Risiko yang terakhir adalah terkait likuiditas, yaitu investor tak bisa mencairkan dana investasinya di waktu yang diinginkan di harga wajar. Risiko likuiditas ini bisa ditemui ketika Anda menanam modal di SBR karena produk tersebut tak bisa diperdagangkan pada pasar sekunder. 

    Walaupun begitu, jika memang ingin mencairkannya lebih cepat, SBR menawarkan fitur pencairan sebelum jatuh tempo atau early redemption dengan ketentuan tertentu. Untuk menyiasati risiko ini, usahakan melakukan diversifikasi dan berinvestasi menggunakan uang dingin yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat.

Ketentuan Investasi SBR

Jika tertarik untuk berinvestasi di SBR, ada beberapa ketentuan yang perlu Anda ketahui, antara lain:

  • Investasi ini hanya bisa dibeli oleh individu yang berstatus WNI dan mempunyai KTP.
  • Minimal pembelian umumnya mulai dari 1 juta rupiah, dengan maksimal pembelian 5 miliar rupiah hingga 15 miliar rupiah tergantung ketetapan pada produk yang ditawarkan. 
  • Kupon bunga bersifat floating with floor dengan menyesuaikan ketetapan BI-7DRR setiap 3 bulan di tanggal penyesuaian kupon hingga jatuh tempo. 
  • Bisa dibeli secara online melalui platform elektronik di sejumlah mitra distribusi resmi.

Minim Risiko Untung Menjanjikan, SBR Cocok Mengisi Portofolio Investor Semua Kalangan

Savings Bond Ritel atau SBR adalah salah satu produk surat berharga yang diterbitkan pemerintah dengan risiko rendah tapi tetap mampu memberi peluang keuntungan menjanjikan. Hal ini dikarenakan produk tersebut dipastikan aman karena pembayaran kupon dan pokok utangnya dijamin oleh negara. Jadi, bisa dibilang jika SBR adalah instrumen investasi yang cocok untuk mengisi portofolio investasi investor dari hampir semua kalangan.