Punya Plus dan Minusnya Sendiri, Ketahui Jenis Reksa Dana Ini Sebelum Berinvestasi

Merupakan instrumen investasi dengan cara kerja yang simpel, RD atau reksa dana sering kali direkomendasikan ke orang yang baru pertama kali terjun di dunia investasi. Menghimpun dana dari banyak investor sekaligus, reksa dana dikelola oleh Manajer Investasi untuk memberi imbal hasil optimal pada para kliennya. 

Tapi, tahukah Anda jika instrumen investasi ini memiliki banyak jenis dengan plus dan minusnya tersendiri? Masing-masing jenis reksa dana tersebut bisa menjadi pilihan yang terbaik bagi investor tergantung kebutuhan dan tujuannya. Pun sebaliknya, jika salah menentukan pilihan, bukan tidak mungkin jenis reksa dana malah menjadi alasan investasi Anda tak berhasil mencapai target. 

Nah, agar mampu memastikan aktivitas investasi berjalan lancar, yuk pahami 5 jenis reksa dana beserta karakteristiknya berikut ini.

1. Reksa Dana Pasar Uang atau RDPU

Jika Anda tergolong sebagai investor pemula dan memiliki profil risiko konservatif, reksa dana pasar uang atau RDPU sering kali dijadikan sebagai batu loncatan pertama. Memiliki alokasi dana 100 persen ke aset pasar uang serta surat berharga yang memiliki waktu jatuh tempo di bawah 1 tahun, RDPU mempunyai tingkat risiko yang paling rendah dibanding jenis produk reksa dana lain.

Produk ini biasanya dipilih oleh investor yang sedang menjalani masa pensiun. Pasalnya, mereka lebih mengutamakan pergerakan investasi minim risiko untuk memenuhi kebutuhannya di masa tua. Selain itu, investor dari jenis reksa dana lain juga kerap menjadikan RDPU sebagai opsi ketika sudah mendekati jatuh tempo investasinya guna meminimalkan risiko.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap atau RDPT

Jenis reksa dana yang kedua adalah reksa dana pendapatan tetap atau bisa juga disingkat sebagai RDPT. Menyandang nama pendapatan tetap, produk reksa dana jenis ini mempunyai kebijakan investasi berupa alokasi dana minimal 80 persen yang ditempatkan di instrumen yang memberi pendapatan tetap. 

Contoh aset yang memberi pendapatan tetap adalah obligasi dan surat utang yang cocok untuk tujuan investasi jangka menengah. Sehingga, jika Anda berencana untuk menanam modal selama 1 sampai 3 tahun ke depan, produk reksa dana ini cocok untuk dijadikan pilihan. 

Selain itu, RDPT yang memiliki tingkat risiko sedang juga ideal dipilih oleh investor dengan profil risiko moderat, walaupun tidak jarang pula dibeli oleh investor konservatif. Terkait potensi keuntungannya, RDPT menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding reksa dana pasar uang dengan risiko yang juga relatif lebih besar.

3. Reksa Dana Saham

Jenis reksa dana yang selanjutnya adalah reksa dana saham. Sesuai namanya, produk reksa dana ini secara khusus dikelola dengan mengalokasikan minimal 80 persen modal atau dana investor di instrumen saham. Sementara maksimal 20 persen dana sisanya akan didiversifikasi ke instrumen lain untuk meminimalkan risiko.

Dengan tingkat risiko yang paling tinggi dibanding jenis RD yang lainnya, reksa dana saham menjanjikan potensi keuntungan maksimal bagi investornya. Tapi, karena risikonya yang tinggi tersebut, investor sering kali menjadikan instrumen ini sebagai opsi investasi jangka panjang untuk menoleransinya. 

Umumnya, investor dengan profil risiko agresif dan memiliki jangka waktu investasi lebih dari 5 tahun memilih reksa dana jenis ini. Walaupun begitu, idealnya ketika sudah mendekati waktu jatuh tempo investasi, investor dianjurkan untuk mengalihkan modal dari instrumen ini ke produk lain yang lebih rendah risiko. 

Misalnya, saat durasi investasi tinggal 1 tahun, Anda sebaiknya memindahkan dana dari produk ini ke reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap. Jadi, risiko investasi menjadi lebih kecil dan tak sampai menurunkan nilainya ketika sudah harus dicairkan nanti. 

4. Reksa Dana Campuran

Berbeda dengan produk reksa dana lain, reksa dana campuran mempunyai kebijakan investasi di mana maksimal 79 persen dana ditempatkan di sejumlah instrumen berbeda, seperti obligasi, pasar uang, ataupun saham. Dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi, produk ini sering kali dipilih oleh investor yang memiliki profil risiko moderat atau agresif, dan memiliki jangka waktu investasi sekitar 3 sampai 5 tahun, atau di atasnya. 

5. Reksa Dana Syariah atau RDS

Jenis reksa dana yang terakhir adalah reksa dana syariah atau RDS. Selayaknya reksa dana konvensional, RDS juga bisa dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, seperti reksa dana saham, pendapatan tetap, atau pasar uang. 

Hanya saja, yang membedakan produk ini dengan reksa dana konvensional adalah kewajibannya untuk mengikuti prinsip dan ketentuan syariah agama Islam pada pengelolaannya. Hal tersebut mencakup aturan bebas bunga atau riba, menanam modal di sektor yang tak menyalahi aturan agama Islam, dan adanya proses cleansing atau pembersihan dana. 

Menganut cara kerja berbasis syariah tersebut, tak mengherankan jika reksa dana syariah kerap dijadikan pilihan oleh investor di Indonesia yang mayoritas beragama Islam. 

Jangan Sampai Salah Pilih Jenis Reksa Dana dengan Menyesuaikan Kebutuhan Investasi

Sebagai produk favorit yang kerap dijadikan pilihan oleh investor, memahami jenis reksa dana menjadi hal yang sangat penting. Pasalnya, setiap jenis reksa dana mempunyai karakteristik, kelebihan, dan kekurangan berbeda yang perlu disesuaikan dengan tujuan serta kebutuhan investasi. Jadi, jangan sampai salah memilih produk reksa dana agar rencana investasi bisa berjalan dengan lancar dan aman hingga targetnya tercapai.