Lebih Baik Investasi Obligasi vs Kos-Kosan? Yuk Cek Perbandingannya!

Membandingkan 2 jenis instrumen investasi untuk menentukan pilihan yang terbaik adalah hal yang wajar dilakukan oleh investor. Tujuannya agar mereka bisa mengetahui plus minus dari masing-masing instrumen investasi dan menyesuaikannya dengan kebutuhan serta tujuan keuangan. 

Pada dasarnya, semua instrumen investasi bisa saling disandingkan untuk mengetahui mana yang lebih optimal dijadikan pilihan. Salah satu contohnya adalah membandingkan investasi obligasi vs kos-kosan. Secara umum, keduanya kerap dijadikan opsi bagi investor yang ingin memiliki pendapatan pasif dan memenuhi kebutuhan hidup di masa pensiun.

Investasi Obligasi vsKos-Kosan, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Yang menjadi pertanyaan, antara investasi obligasi vs kos-kosan, mana yang lebih tepat dijadikan pilihan menyesuaikan kebutuhan Anda? Nah, untuk mengetahui jawabannya, simak perbandingan kelebihan dan kekurangan investasi obligasi vs kos-kosan berdasarkan 5 aspek berikut ini. 

1. Modal

Perbedaan pertama yang penting untuk diperhatikan sebelum memilih investasi obligasi atau kos-kosan adalah terkait modal yang diperlukan. Sebagai 2 jenis instrumen investasi yang berbeda, investasi SBN dan kos-kosan memiliki perbedaan yang cukup signifikan perihal biaya yang dibutuhkan untuk memulainya.

Jika memilih investasi obligasi, Anda bisa memulainya dengan modal yang tergolong terjangkau bagi kondisi keuangan. Pasalnya, minimal pembelian surat berharga tersebut umumnya hanya 1 juta rupiah saja. Hal ini membuat investasi obligasi bisa dilakukan oleh hampir semua kalangan masyarakat. 

Di lain sisi, memulai investasi kos-kosan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan, untuk membangun kos-kosan yang tergolong sederhana, Anda perlu merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah sebagai modal awalnya. Hal tersebut membuat bisnis kos-kosan belum tentu bisa diakses oleh semua orang. 

2. Beban Biaya Operasional

Jika dilihat dari segi biaya operasional, investasi obligasi vs kos-kosan juga memiliki perbedaan yang sangat kontras. Selayaknya investasi properti lainnya, biaya operasional dan perawatan pada kos-kosan tak boleh diremehkan karena nominalnya cukup menguras kantong. 

Misalnya Anda memiliki bisnis kos 10 pintu, biaya perawatannya bisa mencapai 30 juta per tahun. Biaya tersebut belum termasuk uang kebersihan, listrik, air, keamanan, dan sebagainya. Pajak properti juga perlu dimasukkan dalam perhitungan ketika mengkalkulasi biaya operasional bisnis kos-kosan.

Di lain sisi, biaya operasional investasi obligasi bisa dibilang nyaris nol atau tidak ada. Kalaupun ada biaya yang harus Anda bayar saat investasi obligasi adalah pajak yang nominalnya cukup rendah, yaitu 10 persen saja. Dibanding instrumen investasi serupa, deposito misalnya yang mencapai 20 persen, beban pajak obligasi tersebut cukup rendah dan lebih mampu memaksimalkan keuntungan investor. 

3. Potensi Imbal Hasil

Obligasi dikenal sebagai instrumen investasi pendapatan bukan tanpa alasan. Ketika membeli surat berharga tersebut, Anda akan mendapatkan pembayaran kupon bunga sejumlah 6 sampai 10 persen per tahun secara berkala sebagai imbal hasil investasi. Hal ini membuat instrumen investasi ini populer dijadikan pilihan oleh investor yang ingin mendapatkan passive income stabil serta jaminan pengembalian modal investasi saat jatuh tempo. 

Sementara itu, memulai bisnis kos juga bisa menjadi ladang untuk mendapatkan passive income yang lebih menarik dibanding obligasi. Tapi, pendapatan pasif yang diberikan oleh bisnis kos lebih tidak stabil karena jika ada kamar yang tidak terisi, hal tersebut sudah pasti akan mempengaruhi pemasukan. Untuk itu, memilih tempat yang strategis ketika ingin berbisnis kos-kosan adalah hal yang wajib dilakukan demi memaksimalkan hasilnya.   

4. Strategi Manajemen Risiko

Manajemen risiko pada investasi obligasi bisa dibilang cukup simpel. Jika ingin mengutamakan keamanan dan jaminan pengembalian uang investasi, Anda bisa membeli obligasi pemerintah. Pasalnya, pembayaran kupon bunga dan pokok investasi pada obligasi pemerintah dijamin 100 persen oleh negara. 

Sementara untuk kos-kosan, strategi manajemen risiko tergolong cukup ribet dan memakan biaya. Salah satunya adalah menyiapkan asuransi properti untuk memproteksi kos-kosan. Di samping itu, promosi untuk meminimalkan risiko kos-kosan sepi penghuni juga perlu dilakukan beberapa waktu sekali. 

5. Faktor Keamanan dan Risiko

Perbandingan terakhir antara investasi obligasi vs kos-kosan adalah terkait keamanan dan risikonya. Ketika berinvestasi properti kos-kosan, Anda tidak bisa lepas dari risiko keamanan, seperti kebakaran, pencurian, dan kerusakan. Terlebih, ketika kerusakan terjadi, Anda perlu segera melakukan renovasi dan perbaikan agar masalah tersebut tak mengganggu minat penghuni kos-kosan. 

Lalu, bagaimana dengan investasi obligasi? Secara umum, investasi obligasi memiliki risiko gagal bayar di mana pokok investasi dan kupon bunga yang dijanjikan pihak penerbitnya tak mampu dibayarkan ke investor. 

Namun, risiko obligasi ini bisa diantisipasi dengan membeli obligasi pemerintah yang rutin diterbitkan setiap tahun oleh negara. Dengan membeli obligasi pemerintah, Anda dijamin mendapatkan pokok investasi saat jatuh tempo dan pembayaran kupon bunganya oleh negara. 

Sesuaikan Preferensi Diri agar Tepat Memilih Investasi Obligasi vs Kos-Kosan

Itulah penjelasan tentang perbandingan investasi obligasi vs kos-kosan. Pada dasarnya, keduanya bisa dijadikan pilihan bagi Anda yang tertarik untuk memiliki pendapatan pasif dari investasi. Yang terpenting, sesuaikan perbedaan kedua instrumen investasi tersebut dengan preferensi diri dan pertimbangkan informasi perbandingan yang telah dijelaskan di atas.