Panduan Lengkap Pahami Obligasi Konversi, Ini Cara Kerja dan Jenis Produknya

Memiliki tingkat risiko yang terbilang rendah dengan potensi imbal hasil menarik, tak mengherankan jika obligasi populer dijadikan pilihan investasi oleh investor. Instrumen investasi ini pun mempunyai berbagai jenis dengan cara kerja yang unik dan penting dipahami oleh para investornya. Salah satunya adalah obligasi konversi atau bisa juga disebut sebagai convertible bond.

Nah, untuk mengetahui selengkapnya tentang apa itu obligasi konversi, termasuk jenis, cara kerja, dan contoh produknya, simak panduan berikut ini. 

Pengertian Obligasi Konversi

Potensi obligasi sebagai instrumen investasi memang tak perlu diragukan lagi dan kerap menjadi pilihan mudah bagi investor yang ingin menanam modal dengan aman dan stabil. Meski begitu, penerbit obligasi tetap terus berinovasi dalam menawarkan produk yang mampu memenuhi kebutuhan investor, seperti melalui obligasi konversi. 

Obligasi konversi adalah jenis obligasi atau surat utang yang bisa dikonversikan menjadi saham dari perusahaan penerbitnya. Konversi obligasi ke saham bisa dilakukan di momen-momen tertentu selama belum mencapai waktu jatuh tempo. Biasanya, langkah konversi tersebut dilakukan menyesuaikan kebutuhan dan pertimbangan dari pemegang obligasinya agar bisa mendapatkan imbal hasil atau potensi keuntungan optimal.

Jenis-Jenis Obligasi Konversi

Pada penerapannya, produk obligasi konversi bisa dibagi menjadi beberapa jenis berbeda, antara lain:

  1. Wajib Konversi

    Obligasi wajib konversi merupakan produk yang sifatnya wajib untuk diubah menjadi saham ketika jatuh tempo. Umumnya, harga obligasi jenis ini ditentukan berdasarkan harga pasar saham yang berlaku saat dikonversi. Sehingga, obligasi jenis ini ideal dipilih oleh investor dengan tujuan jangka pendek karena mempunyai potensi imbal hasil tinggi. 

  2. Konversi Bersyarat

    Jenis lainnya adalah obligasi konversi bersyarat, di mana ada ketentuan yang harus terpenuhi jika ingin diubah menjadi saham. Syarat tersebut biasanya berupa harga saham yang berlaku di pasar modal telah mencapai angka tertentu, atau di atas nilai konversi yang telah ditetapkan. 

  3. Obligasi Tukar

    Selanjutnya ada obligasi tukar, di mana pemegang obligasi ini bisa mengonversi surat utangnya tersebut ke saham perusahaan berbeda. Dalam kata lain, Anda bisa menukarkan obligasi konversi jenis ini ke saham perusahaan lain selain perusahaan penerbitnya. Tentunya, ada syarat khusus yang harus dipenuhi oleh investor, termasuk perusahaan yang sahamnya bisa ditukarkan dengan obligasi ini. 

  4. Reverse Convertible

    Pada obligasi konversi jenis ini, pihak penerbit obligasi diberi opsi untuk membeli kembali surat utang ataupun mengonversinya menjadi saham. Jadi, keputusan konversi obligasi tidak berada di tangan investor, melainkan penerbitnya. Umumnya, harga atau nilai konversinya telah ditetapkan lebih dulu.

  5. Vanilla Convertible

    Vanilla convertible adalah jenis obligasi konversi di mana investor diberi pilihan untuk mengubah surat utangnya ke beberapa saham. Investor nantinya akan tetap memperoleh kupon selama obligasi masih berlaku. Lalu, pemegang obligasi diberi opsi untuk memperoleh nilai nominal utang atau mengubahnya menjadi saham ketika jatuh tempo.

  6. Convertible Preferred Stock

    Terakhir, jenis obligasi konversi ini mempunyai kemiripan dengan produk obligasi secara umum. Namun, obligasi jenis ini mempunyai perbedaan khusus terkait struktur modalnya. Pada obligasi jenis ini, struktur modalnya mempunyai peringkat senioritas yang lebih kecil atau rendah.

Kelebihan Obligasi Konversi

Sebagai instrumen investasi, tentu obligasi konversi memiliki keuntungan tersendiri yang bisa didapatkan oleh pihak penerbit ataupun pemegang obligasi. Bagi perusahaan penerbitnya, produk ini memberi keunggulan berupa pembayaran bunga dengan persentase yang lebih rendah ketimbang obligasi biasa. 

Bagi investor, selain menawarkan fleksibilitas untuk mengubahnya menjadi saham, produk ini juga menawarkan keuntungan lain, seperti:

  • Keamanan yang lebih terjamin dari risiko gagal bayar. 
  • Memperoleh keuntungan apabila mengonversi surat utang menjadi saham ketika harga saham mengalami apresiasi. 
  • Menurunkan sentimen negatif dari investor terkait risiko pembayaran pokok utang dan bunga. 
  • Metode pembayaran surat utang lebih fleksibel menyesuaikan kebutuhan dan keinginan investor. 

Kekurangan Obligasi Konversi

Meski menawarkan keuntungan di atas, obligasi konversi tetap memiliki beberapa kekurangan yang perlu diantisipasi risikonya, antara lain:

  • Karena adanya opsi untuk mengubah surat utang menjadi saham biasa, produk ini umumnya menawarkan kupon yang lebih rendah. 
  • Adanya risiko tambahan bagi investor ketika penerbitan obligasi ini dilakukan oleh perusahaan seperti start up yang masih memiliki pendapatan rendah atau nol. 
  • Adanya efek dilusi saham yang terjadi ketika obligasi dikonversi menjadi saham yang membuat harga saham menurun dan menekan dinamis EPS. 

Dengan kekurangannya tersebut, keputusan untuk investasi di obligasi konversi perlu dipertimbangkan dengan matang agar sesuai dengan tujuan finansial yang ingin diraih.

Contoh Obligasi Konversi

Perusahaan ABC menerbitkan obligasi konversi dengan rincian sebagai berikut:

Nilai nominal obligasi: Rp1.000.000
Kupon tahunan: 4% (dibayarkan setiap tahun)
Masa jatuh tempo: 5 tahun
Rasio konversi: 25 (artinya setiap obligasi dapat dikonversi menjadi 25 lembar saham)
Harga konversi per saham: Rp40.000
Tanggal jatuh tempo obligasi: 31 Desember 2029

1. Penerbitan Obligasi

Perusahaan ABC menerbitkan obligasi konversi dengan nilai nominal Rp1.000.000 per obligasi dan menawarkan kupon tahunan sebesar 4%. Ini berarti pemegang obligasi akan menerima bunga tahunan sebesar:

Rp1.000.000 x 4% = Rp40.000 per tahun selama obligasi belum dikonversi atau hingga jatuh tempo.

2. Pembayaran Kupon

Setiap tahun, pemegang obligasi menerima pembayaran kupon sebesar Rp40.000 sebagai bunga dari investasinya.

3. Opsi Konversi

Pemegang obligasi memiliki opsi untuk mengonversi obligasinya menjadi saham perusahaan, kapan saja, sebelum jatuh tempo 31 Desember 2029. Berdasarkan rasio konversi, setiap obligasi dengan nilai nominal Rp1.000.000 dapat dikonversi menjadi 25 lembar saham pada harga konversi Rp40.000 per saham.

4. Skenario Potensial untuk Investor

Skenario Pertama

(Konversi Menjadi Saham pada Tahun 2027)

Skenario Kedua

(Tidak Melakukan Konversi dan Tetap Menahan Obligasi Hingga Jatuh Tempo)

Pada tahun 2027, harga pasar saham perusahaan ABC naik menjadi Rp50.000 per lembar saham. Dalam situasi ini, pemegang obligasi mungkin akan memilih untuk mengonversi obligasinya menjadi saham, karena harga pasar saham lebih tinggi dari harga konversi Rp40.000 per saham.

Jika obligasi dikonversi, pemegang obligasi akan menerima 25 lembar saham.

Nilai pasar dari saham tersebut adalah 25 lembar x Rp50.000 = Rp1.250.000.

Dalam kasus ini, pemegang obligasi mendapat keuntungan dari selisih harga, yaitu Rp1.250.000 - Rp1.000.000 = Rp250.000.

Selain itu, pemegang obligasi juga telah menerima kupon tahunan sebesar Rp40.000 selama dua tahun (2025-2026) yang memberikan tambahan pendapatan.

Jika harga saham pada tahun 2029 tidak meningkat dan tetap berada di bawah harga konversi, misalnya hanya Rp35.000 per lembar saham, maka pemegang obligasi kemungkinan besar akan memilih untuk tidak mengonversi obligasinya menjadi saham. Sebagai gantinya, mereka akan terus menerima kupon sebesar Rp40.000 per tahun hingga jatuh tempo.

Pada akhir masa obligasi, perusahaan ABC akan mengembalikan pokok obligasi sebesar Rp1.000.000.

Pemegang obligasi akan menerima total bunga selama 5 tahun sebesar 5 x Rp40.000 = Rp200.000.

Pahami Cara Kerjanya untuk Pastikan Manfaat Obligasi Konversi Sesuai Kebutuhan

Dari penjelasan di atas, bisa dipahami jika obligasi konversi merupakan jenis produk obligasi di mana investor mempunyai opsi untuk mengubah kepemilikan surat utang tersebut sebagai saham perusahaan penerbitnya. Meski memberikan fleksibilitas terkait langkah investasi selanjutnya yang bisa diambil investor, produk ini memiliki risiko di mana tingkat bunganya cenderung lebih rendah. Untuk itu, pastikan untuk memahami cara kerja obligasi konversi agar bisa menjamin kesesuaiannya dengan kebutuhan dan tujuan investasi Anda.