Mengenal Jatuh Tempo Obligasi dan Alasannya Wajib Diketahui Investor
Berbeda dengan instrumen investasi lain seperti saham dan reksa dana, obligasi memiliki sistem jatuh tempo yang penting dipahami oleh para investornya. Hal ini karena jatuh tempo atau maturity date pada obligasi merupakan aspek kunci yang berkaitan dengan potensi imbal hasil investasi di instrumen tersebut.
Secara umum, jatuh tempo pada obligasi menandai akan masa akhir perjanjian atau kontrak antara pemegang obligasi dengan penerbit obligasi. Pada saat momen tersebut, pokok utang obligasi akan dibayarkan oleh pihak penerbit ke investor, bersamaan dengan kupon bunga terutang.
Nah, jika Anda ingin tahu lebih lanjut seputar jatuh tempo pada obligasi, termasuk cara kerja, contoh, perhitungan, dan risiko seputarnya, simak panduan berikut ini.
Tentang Jatuh Tempo Obligasi
Seperti yang sempat dijelaskan sedikit sebelumnya, jatuh tempo atau maturity date pada investasi obligasi mengacu pada tanggal atau waktu di mana obligasi mencapai masa akhir kontraknya antara pihak penerbit dengan pemegang obligasi atau investor. Perlu dipahami jika semua produk obligasi pasti mempunyai waktu jatuh tempo tertentu dan sudah disepakati sejak awal masa penawaran produk tersebut.
Ketika obligasi jatuh tempo, hal ini menjadi tanda jika pihak penerbit wajib membayarkan kembali pokok utangnya pada pemegang obligasi. Hal ini berlaku pula pada bunga yang sudah dijanjikan selama periode berlaku obligasi sesuai kesepakatan. Tergantung dari durasinya, waktu jatuh tempo ini bisa dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Cara Kerja Jatuh Tempo Obligasi
Meski investasi dan pinjaman memiliki cara kerja yang berbeda, terdapat beberapa persamaan antara 2 metode pendanaan tersebut. Salah satunya adalah jatuh tempo yang mengindikasikan tanggal di mana hubungan antara pihak investor atau pemberi dana, dengan pihak peminjam atau kreditur berakhir.
Jatuh tempo menunjukkan masa berlaku dari sebuah sekuritas atau pinjaman, dan menginformasikan investor serta kreditur kapan mereka akan mendapatkan pokok utangnya kembali. Sebagai contoh, sertifikat deposito memiliki waktu jatuh tempo 24 bulan atau 2 tahun setelah diterbitkan. Artinya, pihak penerbit wajib membayarkan kembali pokok utang dari instrumen tersebut ke investor ketika jatuh tempo 2 tahun telah tiba.
Di samping itu, maturity date juga menunjukkan periode waktu di mana investor mendapatkan pembayaran bunga sesuai kesepakatan. Untuk kontrak derivatif seperti options dan futures, istilah jatuh tempo kerap digunakan untuk menjelaskan tanggal kadaluarsa dari kontrak tersebut.
Penting untuk dipahami jika beberapa instrumen utang, seperti pendapatan tetap, memberlakukan sistem callable. Dengan sistem callable ini, pihak penerbit sekuritas bisa melakukan pembayaran kembali atas pokok utangnya meski belum jatuh tempo. Karenanya, Anda perlu mencari tahu apakah sekuritas pendapatan tetap atau obligasi memiliki sistem callable atau tidak.
Contoh Jatuh Tempo Obligasi
Untuk lebih memahami tentang jatuh tempo pada obligasi, simak contoh kasusnya berikut ini.
Anggap saja sebuah perusahaan menerbitkan produk obligasi dengan waktu jatuh tempo 5 tahun. Dengan bunga sebesar 5 persen per tahun, selama 5 tahun perusahaan harus membayarkan kembali pokok utang pada pemegang obligasi sekaligus bunga sejumlah 5 persen per tahun.
Perhitungan Imbal Hasil saat Jatuh Tempo Obligasi
Imbal hasil atau keuntungan yang didapatkan pemegang obligasi bisa dihitung dengan melihat tingkat suku bunga yang dijanjikan penerbit obligasi serta harga belinya. Apabila tingkat bunga dari pasar lebih kecil ketimbang bunga obligasi, pihak investor atau pemegang obligasi bisa memperoleh keuntungan. Sebab, mereka mempunyai obligasi yang tingkat bunganya lebih besar dibanding bunga yang berlaku di pasar.
Risiko terkait Jatuh Tempo Obligasi
Meski obligasi sering dianggap sebagai instrumen investasi rendah risiko dan lebih aman ketimbang saham, tetap saja ada beberapa risiko yang harus dipahami. Terlebih seputar jatuh tempo, obligasi memiliki risiko bunga yang mana fluktuasi bunga pada pasar bisa mempengaruhi harga atau nilai obligasi.
Tidak hanya itu, ada pula risiko gagal bayar atau default yang biasanya lebih rentan dialami oleh investor obligasi jangka panjang. Ketika terjadi risiko default, pihak penerbit obligasi kesulitan mengembalikan pokok utang obligasi ke pihak pemegang obligasi beserta kupon bunganya karena masalah finansial atau hal tertentu. Jika risiko ini terjadi, biasanya pemegang obligasi bisa melakukan klaim aset milik penerbit melalui proses sidang kebangkrutan.
Pahami Arti Jatuh Tempo agar Tahu Kapan Pokok Utang Obligasi Akan Dibayarkan
Intinya, maturity date atau jatuh tempo adalah istilah yang merujuk pada tanggal di mana pokok utang obligasi maupun instrumen utang lainnya akan dikembalikan oleh pihak penerbit ke investor. Di momen tersebut, pihak penerbit juga memiliki kewajiban membayarkan kupon bunga sesuai dengan kesepakatan atau kontrak. Karenanya, memahami makna jatuh tempo penting bagi investor agar mengetahui kapan pokok utangnya akan dikembalikan serta menyesuaikan durasinya dengan risiko investasi.