Sederet Istilah Obligasi yang Penting Dipahami agar Lancar Berinvestasi

Punya karakteristik imbal hasil menggiurkan dan risiko yang bisa ditoleransi, obligasi menjadi salah satu instrumen investasi favorit para investor. Biasanya, instrumen ini dipilih untuk memenuhi tujuan investasi jangka menengah 3 sampai 5 tahun, serta sarana diversifikasi untuk meminimalkan risiko. 

Secara umum, cara kerja obligasi cukup simpel dipahami karena investor hanya perlu menanam modal untuk mendapatkan surat penyertaan utang yang ditawarkan penerbit obligasi. Kemudian, setelah jatuh tempo, Anda selaku investor bisa mendapatkan pokok utang sekaligus kupon bunga.

Daftar Istilah Obligasi yang Perlu Dipahami oleh Investor

Tapi, tahukah Anda jika dalam investasi obligasi ada banyak istilah yang penting untuk dipahami? Nah, agar lebih paham tentang cara kerja dan mengoptimalkan aktivitas menanam modal, simak deretan istilah obligasi yang penting dipahami para investornya berikut ini. 

1. Nilai Par atau Par Value

Istilah yang pertama adalah Nilai Par atau Par Value. Biasanya, investor menyebut istilah ini sebagai nilai nominal yang menunjukkan nilai pokok yang didapatkan pemegang obligasi ketika jatuh tempo. 

Sebagai contoh, perusahaan A menerbitkan obligasi di pasar dengan nilai 10 miliar rupiah dengan syarat membeli adalah 100 juta. Lalu, harga jual dari obligasi tersebut dalam persen ialah 100 persen, atau setara dengan nilai 100 juta. Nah, nominal 100 juta itulah yang disebut sebagai nilai par.

Jika di masa depan obligasi ditransaksikan di harga lebih tinggi, misalnya 110 persen atau 90 persen, patokannya masih nilai nominal atau nilai par sejumlah 100 persen tadi. Jadi, jika ditransaksikan di nilai 110 persen, harga obligasi akan berubah menjadi 110 juta, pun sebaliknya. 

2. Tingkat Kupon atau Bunga

Kupon atau bunga dalam obligasi adalah imbal hasil atau keuntungan yang diikutsertakan pada nilai nominal. Kupon atau bunga wajib dibayarkan penerbit obligasi ke pemegang atau investor seiring waktu sesuai ketentuan, contohnya tiap kuartal ataupun semester.

Kupon obligasi sendiri memiliki beberapa jenis, yaitu fixed coupon atau floating coupon. Pada fixed coupon, tingkat kupon atau bunga yang diberikan selalu tetap sesuai kontrak di awal. Sedangkan floating coupon memiliki persentase kupon yang bisa terus berubah seiring waktu menyesuaikan suku bunga Bank Indonesia. 

3. Maturity Date 

Biasa disebut sebagai tanggal jatuh tempo, maturity date adalah waktu di mana terjadi pengembalian pokok utang obligasi. Maturity date ini disesuaikan dengan kontrak obligasi, ada yang 12 bulan, 5 tahun, atau bahkan di atas 10 tahun. 

Umumnya, semakin lama maturity date obligasi, kupon bunga yang diberikan semakin besar. Alasannya karena waktu jatuh tempo yang lebih lama meningkatkan risiko obligasi dan adanya perbedaan terhadap nilai uang di masa depan karena efek inflasi. 

4. Penerbit atau Issuer

Selanjutnya ada penerbit atau issuer, yaitu pihak yang menerbitkan surat utang atau obligasi. Dalam kata lain, penerbit adalah pihak perusahaan atau pemerintah yang berutang pada investor yang mempunyai obligasi. 

Bagi investor, memahami siapa penerbit obligasi sangat penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan keamanan dan kelancaran aktivitas investasinya. Umumnya, investor perlu mengecek peringkat atau rating penerbit obligasi. Dari rating tersebut Anda bisa mengetahui kondisi keuangan penerbit obligasi dan potensi atau kemampuannya melunasi pokok utang obligasi ketika jatuh tempo nanti. 

5. Pendapatan dan Klaim Aset

Salah satu risiko investasi obligasi adalah pihak penerbit mengalami kebangkrutan atau bankrupt. Jika risiko ini terjadi atau pihak penerbit tak mampu melunasi pokok utang dari obligasinya, salah satu solusi yang dilakukan ialah menjual aset milik penerbit obligasi. 

Dari hasil penjualan tersebut pemegang obligasi bisa melakukan klaim aset sebagai ganti pokok utang yang telah diberikannya. Sehingga, istilah obligasi ini tak boleh luput dari pemahaman investor karena berkaitan dengan cara menyiasati risiko menanam modal di instrumen tersebut. 

6. Wali Amanat

Terakhir ada wali amanat, yaitu, pihak perwakilan pemegang obligasi. Istilah ini penting untuk dipahami investor obligasi karena wali amanat memiliki tugas yang krusial. Secara umum, wali amanat berperan untuk menjadi pelindung pemegang obligasi agar terhindar dari risiko atau hal merugikan selama berinvestasi di instrumen tersebut. Di samping itu, wali amanat juga mempunyai peranan memberi informasi terkini terkait kondisi serta perkembangan emiten atau penerbit obligasi terkait. 

Lancar Berinvestasi dengan Pahami Istilah Penting dalam Obligasi

Agar bisa lebih lancar berinvestasi dan meningkatkan potensi imbal hasil, memahami istilah obligasi tentu harus Anda lakukan. Dengan mendalami seputar istilah obligasi tertentu, Anda jadi lebih mampu memaksimalkan potensi instrumen investasi tersebut dan meminimalkan risiko, contohnya klaim aset ketika penerbit obligasi mengalami kebangkrutan. Di samping itu, memahami istilah obligasi juga bisa menjauhkan Anda dari risiko salah paham dan keliru mengambil langkah ketika menanam modal di produk tersebut.