Panduan Memahami Portofolio Efek, Penerapan, dan Contohnya di Dunia Investasi
Di dunia investasi, ada banyak sekali istilah yang wajib dipahami investor. Dengan memahami istilah penting tersebut, investor bisa lebih memaksimalkan aktivitas menanam modalnya, termasuk dalam hal menentukan instrumen serta strategi investasi terbaik. Di antara sederet istilah yang harus dimengerti investor, portofolio efek menjadi salah satu yang tak boleh dilewatkan.
Secara umum, portofolio efek bisa diartikan sebagai kumpulan instrumen investasi, misalnya obligasi, saham, reksa dana, pasar uang, dan sebagainya. Dalam kata lain, ketika telah membeli sejumlah aset keuangan, bisa dibilang Anda telah memiliki portofolio efek. Khususnya bagi investor reksa dana, pemahaman tentang istilah ini penting Anda miliki agar lancar berinvestasi.
Yang menjadi pertanyaan, apa yang sebenarnya dimaksud dengan portofolio efek di dunia investasi, termasuk penerapan dan juga contohnya? Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu portofolio efek, simak panduan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Portofolio Efek
Bagi Anda yang telah lama berkecimpung di dunia investasi, portofolio efek merupakan istilah yang pasti sudah dipahami di luar kepala. Bagi yang belum tahu, portofolio efek merupakan sekumpulan aset finansial atau instrumen investasi, sebagai contoh saham, obligasi, kas, sampai reksa dana.
Portofolio ini dipegang oleh investor serta dikelola Manajer Investasi pada produk reksa dana. Selayaknya koleksi, portofolio efek tersebut dikelola menyesuaikan profil serta tujuan investasi klien atau investornya.
Mengacu pada UU Pasar Modal No.8 Thn.1995 pasal satu ayat 27 dijelaskan jika portofolio efek pada reksa dana adalah wadah yang berguna untuk menghimpun modal dari investor atau masyarakat pemodal. Kemudian, dana tersebut dikumpulkan pada produk reksa dana dan dialokasikan ke sejumlah instrumen investasi pada portofolio efek oleh MI atau Manajer Investasi.
Terkait alokasi modal tersebut ditentukan berdasarkan hasil analisis Manajer Investasi dan jenis reksa dana yang dikelolanya. Sehingga, Anda perlu mengecek lebih dulu bentuk reksa dana dan kualitas kinerja Manajer Investasi agar portofolio efek mampu memberikan potensi keuntungan yang optimal.
Cara Menerapkan Portofolio Efek
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alokasi portofolio efek ditentukan berdasarkan kebijakan Manajer Investasi dan jenis reksa dananya. Sebagai contoh, pada reksa dana pasar uang, alokasi portofolio efeknya adalah 100 persen dana ditempatkan produk pasar uang. Beberapa di antaranya adalah Sertifikat Bank Indonesia atau SBI, obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun, serta deposito berjangka.
Dengan karakteristik portofolio efek tersebut, produk reksa dana ini ideal dijadikan pilihan oleh investor pemula. Alasannya karena tingkat risikonya yang rendah dan mempunyai pertumbuhan nilai investasi yang stabil.
Di lain sisi, pada reksa dana saham, alokasi portofolio efeknya mempunyai ketentuan minimal 80 persen modal investor ditempatkan di instrumen saham. Sementara untuk sisanya dialokasikan di instrumen investasi lain yang memiliki risiko lebih rendah, seperti obligasi, pasar uang, dan sebagainya. Dengan komposisinya tersebut, bisa dipahami jika reksa dana saham memiliki tingkat risiko yang tinggi dan lebih cocok dipilih untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
Dari penjelasan di atas, bisa dipahami jika Manajer Investasi mempunyai tanggung jawab menyusun portofolio efek serta menyusun serta mempraktikkan strategi investasi. Tujuannya tidak lain agar investor yang mempercayakan dananya ke Manajer Investasi bisa mendapatkan pertumbuhan nilai investasi secara optimal sesuai dengan jenis reksa dana yang dipilihnya.
Sifat dan Bentuk Portofolio Efek
Perlu dipahami jika efek mempunyai beragam bentuk, mulai dari deposito, saham, obligasi, surat utang, Sertifikat Bank Indonesia, dan sebagainya. Tidak hanya itu, pada penerapan portofolio efek juga mempunyai sifat sangat strategis. Sifat strategis tersebut mempunyai tujuan agar investor bisa memegang aset dengan jangka waktu panjang.
Sifat strategi tersebut juga bisa dilakukan dalam transaksi penjualan atau pembelian efek. Hal tersebut dilakukan dengan harapan imbal hasil yang diperoleh investor besar meski dalam kurun waktu singkat sekalipun.
Contoh Portofolio Efek
Sebenarnya, tidak sulit menemui contoh portofolio efek, khususnya bagi Anda yang gemar berinvestasi di instrumen reksa dana. Bagi yang telah membeli beberapa instrumen investasi dengan porsi tertentu, bisa dibilang Anda telah mempunyai portofolio efek. Jika turut membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan, secara tidak langsung Anda juga turut mendukung sahamnya.
Di samping itu, ada 2 jenis sumber pendanaan yang diperoleh perusahaan terbuka dari investor, antara lain:
Efek Saham | Efek Obligasi |
Surat berharga yang menjelaskan hak kepemilikan investor pada sebuah perusahaan. Jika Anda berinvestasi di sebuah perusahaan, efek saham ini akan diberikan sebagai bukti kepemilikan sebagian perusahaan terbuka. | Dokumen surat berharga yang menyatakan bukti utang dari suatu perusahaan. Investor yang membeli obligasi artinya sudah memberikan pinjaman pada perusahaan penerbitnya dan berhak mendapatkan kupon bunga serta pokok pengembalian pinjamannya ketika jatuh tempo. |
Tetap Waspadai Risiko Likuiditas di Portofolio Efek
Pada dasarnya, portofolio efek adalah sekumpulan aset investasi yang dimiliki oleh investor dan dikelola oleh Manajer Investasi. Istilah ini erat kaitannya dengan reksa dana dan termasuk sebagai metode investasi yang memiliki risiko rendah. Walaupun begitu, Anda tetap harus waspada ketika investasi dengan portofolio efek karena ada risiko likuiditas di mana dana di dalamnya berpotensi tak bisa dikembalikan karena masalah tertentu.