Jadi Acuan Bunga Investasi dan Kredit, Apa Itu BI Rate dan Cara Kerjanya?
Anda pasti tahu jika beberapa instrumen investasi, obligasi misalnya, menawarkan kupon bunga sebagai sumber imbal hasil utamanya. Tapi, tahukah apa faktor penentu besaran kupon bunga yang ditawarkan oleh penerbit obligasi? Jawabannya adalah suku bunga acuan yang ditentukan oleh Bank Indonesia atau bisa juga disebut BI rate.
Secara umum, BI rate merupakan kebijakan terkait suku bunga yang ditentukan Bank Indonesia. Dewasa ini, istilah BI rate telah lebih dikenal dengan sebutan BI-7 Day Repo Rate atau yang biasa disingkat sebagai BI7DRR.
Lantas, apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan BI rate ini? Selain itu, seperti apa cara kerja dari penentuan kebijakan bunga acuan dari Bank Indonesia tersebut dan pengaruhnya terhadap instrumen investasi serta investor? Untuk mengetahui jawabannya, berikut terangkum panduan lengkap tentang BI rate dan berbagai hal penting seputarnya.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati Invest solusinya!
Tentang BI Rate
BI rate, atau bisa juga disebut sebagai bunga Bank Indonesia merupakan kebijakan suku bunga yang mencerminkan stance atau sikap terhadap kebijakan moneter negara. Terkait kebijakan moneter tersebut, setiap bulannya Bank Indonesia akan menyesuaikan tingkat BI rate mengacu dari situasi ekonomi negara.
Dalam mengambil langkah perubahan suku bunga tersebut, Bank Indonesia perlu melakukan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Kemudian, hasil dari rapat dewan tersebut akan diumumkan secara resmi ke publik.
Beda BI Rate dengan BI7DRR
Perlu dipahami jika dulu, lembaga perbankan Indonesia kerap mengalami masalah mengenai ketentuan dari BI rate. Kendala tersebut adalah uang hanya bisa ditarik ketika telah disimpan selama 1 tahun. Hal tersebut tak hanya berdampak terhadap kelancaran dari peredaran uang, melainkan tingkat inflasi yang juga tidak kunjung menurun.
Sehingga, untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Bank Indonesia mengambil langkah untuk mengubah sebutan BI rate sebagai BI-7 Day Repo Rate atau BI7DRR. Peralihan BI rate menjadi BI7DRR ini resmi berlaku sejak 19 Agustus tahun 2016.
Dari pemberlakuan aturan tersebut, BI7DRR mempunyai kurun waktu penarikan dana yang lebih singkat dibanding BI rate. Pasalnya, imbas dari kebijakan BI7DRR, perbankan di Indonesia mampu mengambil dana pasca penyimpanan selama 7 hari saja alih-alih 1 tahun selayaknya dari kebijakan BI rate sebelumnya.
Fungsi Bunga BI Rate
Pada dasarnya, BI rate merupakan kebijakan moneter dari Bank Indonesia yang dilakukan untuk memastikan ekonomi negara tetap stabil. Selain tercapainya tujuan tersebut, kebijakan moneter ini mempunyai beberapa fungsi penting lain, di antaranya:
-
Mengendalikan Laju Inflasi
Fungsi pertama dari BI rate ialah mengendalikan laju inflasi. Saat inflasi naik, suku bunga Bank Indonesia ini akan ikut dinaikkan. Hal tersebut dilakukan agar perbankan umum bisa mendorong suku bunga kredit dan depositonya.
Dengan suku bunga perbankan yang meningkat, masyarakat akan lebih terdorong untuk menyimpan uangnya di rekening bank. Sehingga, peredaran uang bisa diturunkan serta menjadikan laju inflasi turut melandai.
-
Memberi Dampak pada Harga Saham
Selain itu, BI rate juga berfungsi untuk mempengaruhi harga saham. Walaupun tidak secara langsung tapi kenaikan bunga Bank Indonesia mampu membuat tingkat permintaan masyarakat terhadap barang serta jasa turut meningkat. Hal tersebut membuat laba perusahaan juga akan terdorong dan membuat harga sahamnya meningkat.
-
Meminimalkan Risiko Fraud
Kecurangan atau fraud bisa terjadi jika terdapat bank yang berencana mendapatkan keuntungan secara tak wajar atau tak adil. Risiko ini bisa diantisipasi melalui kebijakan BI rate, di mana pihak berwenang lebih mudah mengetahui praktik fraud yang dilakukan oknum tertentu. Caranya dengan mencermati kesesuaian penentuan suku bunga perbankan dengan BI rate sebagai acuannya.
-
Menjaga Daya Beli dari Masyarakat
Di samping itu, kebijakan bunga Bank Indonesia ini juga berguna untuk mengontrol daya konsumsi masyarakat karena peningkatan BI rate mampu mendorong hasrat masyarakat untuk menabung. Alasannya karena kenaikan bunga Bank Indonesia membuat bunga kredit ikut meningkat. Juga, BI rate mampu menaikkan harga produk maupun jasa ke masyarakat serta membuat daya beli melandai dan terjaga.
-
Memastikan Ekonomi Tetap Stabil
Fungsi terakhir dari BI rate adalah memastikan kondisi ekonomi tetap stabil dan kondusif. Pasalnya, perubahan pada bunga Bank Indonesia ini bisa berpengaruh ke berbagai aspek finansial negara. Sebagai contoh, kebijakan moneter ini turut mempengaruhi jumlah utang negara, suku bunga kredit, keuntungan investasi, sampai nilai tukar rupiah.
Tujuan Ditetapkannya BI Rate
Sempat dijelaskan sebelumnya jika BI rate merupakan instrumen kebijakan penting agar ekonomi negara berjalan lancar. Untuk lebih jelasnya, berikut 4 tujuan utama dari ditetapkannya bunga Bank Indonesia.
-
Menjadi Standar Acuan Bunga Perbankan
Tujuan utama dari bunga Bank Indonesia ialah menjadi acuan bunga tabungan dan pinjaman di tiap perbankan Indonesia. Jika angkanya meningkat, perbankan Indonesia juga bisa mendorong margin keuntungannya melalui peningkatan bunga tabungan serta kreditnya.
-
Mendorong Jumlah Nasabah Bank
Peningkatan BI rate juga bisa mendorong jumlah nasabah perbankan karena daya tarik suku bunga tabungan yang lebih tinggi dan menarik. Tidak hanya itu, kenaikan bunga Bank Indonesia ini juga bisa mendorong minat investasi masyarakat untuk mendapatkan imbal hasil menggiurkan.
-
Menstimulasi Aktivitas Ekonomi
Tujuan lain dari kebijakan moneter ini adalah memberi stimulasi terhadap aktivitas ekonomi dan bisnis. Misalnya, saat BI rate diturunkan, biaya pinjaman juga akan ikut menurun dan berdampak terhadap peningkatan daya beli dan investasi masyarakat. Di sisi lain, jika bunga Bank Indonesia ditingkatkan, hal tersebut bisa menjaga laju inflasi serta meminimalkan terjadinya risiko finansial di masyarakat.
-
Meningkatkan Perputaran Bisnis
Bunga Bank Indonesia juga bisa menjadi langkah untuk meningkatkan perputaran modal di sektor bisnis. Jika bunga acuan ini diturunkan, likuiditas bisa ditingkatkan serta mendorong terjadinya ekspansi bisnis. Sedangkan jika bunga Bank Indonesia dinaikkan, biaya pinjaman bisa meningkat dan membuat perusahaan lebih hati-hati untuk mengambil keputusan ekspansi bisnis maupun investasi.
Bagaimana Cara Kerja dari BI Rate?
Cara kerja dari BI rate bisa dipengaruhi beberapa faktor, misalnya tingkat inflasi, kondisi ekonomi, peredaran uang, sampai tingkat permintaan jasa dan barang. Sebagai contoh, saat harga produk mengalami kenaikan, bunga acuan harus diturunkan guna membendung kenaikan inflasi. Karenanya, Bank Indonesia perlu rutin mengecek dan mengevaluasi kondisi ekonomi agar penentuan kebijakan BI rate akurat.
Punya Banyak Pengaruh, Selalu Pantau BI Rate Sebelum Investasi dan Ajukan Kredit
Intinya, BI rate adalah bunga acuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang mampu mempengaruhi bunga kredit dan investasi. Berdasarkan kebijakan tersebut, ada banyak fungsi yang diperoleh, seperti meredam laju inflasi, mendorong geliat bisnis, hingga menstimulasi ekonomi. Juga, bagi Anda yang berencana untuk mengajukan pinjaman bank atau berinvestasi, pastikan untuk mengecek besaran BI rate agar bisa menjamin kesesuaian bunganya dengan kebutuhan.