Cocok untuk Investor Muslim, Ini Panduan Investasi Syariah, Fatwa, dan Manfaatnya

Karena mengandung unsur bunga atau riba, tidak sedikit orang yang enggan untuk berinvestasi demi meningkatkan kondisi keuangannya di masa depan. Khususnya di Indonesia di mana mayoritas masyarakatnya muslim, investasi konvensional sering kali dihindari karena memiliki beberapa unsur yang dilarang dalam agama Islam.

Untuk menjawab masalah tersebut, muncul sebuah inovasi yang menyesuaikan cara kerja investasi dengan ajaran Islam, yaitu investasi syariah. Dengan berinvestasi syariah, Anda tak perlu lagi khawatir menyentuh hal atau aktivitas yang menyalahi aturan agama Islam, seperti bunga, judi, dan sebagainya. Sehingga, jenis investasi ini cocok dipilih bagi masyarakat pemodal yang ingin berinvestasi dengan tetap berpegang pada prinsip syariah. 

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang investasi syariah, termasuk dasar hukum, jenis, cara kerja, hingga manfaatnya, simak panduannya berikut ini. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati Invest solusinya!

Mulai Investasi Reksa Dana Sekarang!  

Pengertian Investasi Syariah

loader

Sesuai namanya, investasi syariah adalah jenis investasi yang cara kerja dan aturannya disesuaikan dengan prinsip syariah dalam agama Islam. Hal tersebut dilakukan agar aktivitas investasi investor bisa disesuaikan dengan ketentuan syariah, misalnya tak mengandung unsur riba, menghindari praktik spekulasi atau judi, dan memilih saham perusahaan dengan bisnis yang sesuai prinsip syariah. 

Investasi syariah juga bisa diartikan sebagai penanaman modal oleh masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan menyesuaikan hukum dan prinsip agama Islam. Penyesuaiannya dengan prinsip syariah ini yang menjadikan jenis investasi tersebut berbeda dengan investasi konvensional. 

Di Indonesia sendiri, aktivitas investasi syariah dinaungi dan mendapatkan pengawasan ketat dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI melalui fatwa dari Dewan Syariah Nasional atau DSN. Terkait aturan dan dasar hukum investasi syariah sendiri akan diajukan dan menjadi rujukan pada pengembangan layanan investasi syariah. 

Dasar Hukum Investasi Syariah

Terkait aktivitas investasi syariah di Indonesia, terdapat setidaknya 29 fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN MUI. Walaupun fatwa tersebut tak bersifat mengikat, tapi pada praktiknya fatwa DSN MUI ini menjadi salah satu rujukan utama pada pengembangan pasar modal berbasis syariah di Indonesia. 

Berikut 3 contoh dasar hukum investasi syariah berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN MUI.

  • No. 20/DSN-MUI/lV/2001 mengenai Pedoman Pelaksanaan Investasi pada Reksa Dana Syariah. 
  • No. 40/DSN/MUI/X/2003 mengenai Pasar Modal & Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah pada Sektor Pasar Modal.
  • No. 80/DSN-MUI/lll/2011 mengenai Penerapan Prinsip Syariah pada Mekanisme Transaksi Efek Bersifat Ekuitas pada Pasar Reguler di Bursa Efek. 

Cara Kerja Investasi Syariah

Secara umum, aktivitas investasi syariah oleh investor diawali melalui akad berupa musyarakah atau kerja sama, ijarah atau sewa menyewa, serta mudharabah atau bagi hasil. Saat ini, investasi syariah juga sudah disediakan oleh beragam lembaga keuangan Indonesia, termasuk perbankan ataupun non perbankan. 

Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa hal yang penting dipahami seputar cara kerja investasi syariah. 

1. Pahami Prinsip Syariah

Pertama-tama, ketika berinvestasi syariah, Anda wajib memahami prinsipnya terlebih dulu. Prinsip investasi syariah umumnya berkaitan dengan larangan riba, judi, praktik bisnis atau usaha yang tak sesuai etika Islam dan tak diharamkan . Dengan memahami prinsip syariah, investor bisa lebih yakin dalam terjun ke jenis investasi tersebut dan kesesuaiannya dengan nilai agama Islam. 

2. Cari Informasi Seputar Produknya

Selain itu, cari tahu pula informasi terkait produk investasi syariah, termasuk kelebihan, risiko, dan kesesuaiannya dengan tujuan keuangan Anda. Bila perlu, lakukan konsultasi investasi dengan penasihat finansial atau ahli keuangan untuk memperoleh saran dan masukan terkait produk investasi yang terbaik sesuai profil risiko dan tujuan.

3. Pilih Jenis Investasi Syariah Sesuai Kebutuhan

Setelah memahami seputar produknya, Anda perlu memilih instrumen investasi syariah sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Pastikan pula produk investasi pilihan sudah mengantongi sertifikasi dan izin dari otoritas terkait guna memastikannya mampu memenuhi standar investasi syariah. 

4. Tetap Lakukan Diversifikasi

Selayaknya investasi konvensional, investasi syariah tetap harus dilakukan dengan strategi diversifikasi portofolio. Caranya dengan membagi modal investasi di sejumlah instrumen dengan rasio tertentu sesuai pertimbangan dan tujuan keuangan. Dengan begitu, Anda mampu meminimalkan risiko kerugian dengan tetap memastikan potensi keuntungannya optimal. 

5. Pantau dan Ikuti Perkembangan Pasar

Perlu dipahami jika harga atau nilai investasi syariah juga mengalami fluktuasi pada pasar. Mengetahui hal tersebut, investor syariah harus memantau dan mengikuti perkembangan bursa modal agar bisa mengoptimalkan kinerja investasinya. Dengan rutin memantau perkembangan pasar, Anda bisa lebih tepat mengambil keputusan investasi untuk memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian.

Jenis Investasi Syariah

Sama halnya dengan investasi konvensional, ada beragam jenis investasi syariah yang bisa dipilih investor sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan profil risiko yang dimiliki. Berikut beberapa jenis dan contoh investasi syariah yang populer dipilih investor. 

  • Reksa Dana Syariah
  • Sukuk
  • Saham Syariah
  • Emas
  • Deposito Syariah

Manfaat Investasi Syariah

Dibanding investasi konvensional, investasi syariah menawarkan berbagai manfaat yang menarik bagi investornya, antara lain:

1. Jaminan Halal

Daya tarik utama investasi syariah ialah jaminan cara kerja dan keuntungannya yang halal. Hal ini dikarenakan segala hal terkait aktivitas investasi syariah telah disesuaikan dengan aturan dan ajaran Islam, termasuk pengelolaan, bisnis, dan pembagian keuntungan atau imbal hasil. Hal tersebut memberi keyakinan bagi investor jika modal yang ditanamnya dikelola secara halal dan menjamin keberkahan pada imbal hasil yang diterima. 

2. Bebas Bunga dan Riba

Salah satu karakteristik utama investasi syariah adalah cara kerjanya yang melarang adanya unsur riba atau bunga. Jadi, bagi Anda yang ingin menanam modal tanpa ada unsur tersebut, investasi syariah selalu bisa dijadikan pilihan. 

3. Pengelolaan sesuai Syariah Islam

Investasi syariah juga menjalankan aktivitas pengelolaannya sesuai hukum Islam. Tim manajemen produk syariah dipastikan mempunyai pengetahuan mendalam seputar hukum syariah untuk menjamin portofolio investasinya sesuai dengan aturan agama. Beberapa contohnya adalah tak melibatkan bisnis dengan unsur judi, minuman keras, maupun produk tak halal lainnya. 

4. Risikonya Relatif Kecil

Keuntungan investasi syariah lainnya adalah potensi risikonya yang bisa dibilang relatif kecil. Hal ini karena investasi syariah umumnya menghindari sektor bisnis berisiko tinggi dan lebih mengutamakan bisnis stabil dengan potensi keuntungan jangka panjang. Sehingga, portofolionya pun cenderung berisiko rendah ketimbang instrumen investasi biasa. 

Potensi Keuntungan Investasi Syariah Tak Kalah dengan Investasi Konvensional

Menyesuaikan cara kerja dan pengelolaannya dengan hukum Islam, investasi syariah ideal dijadikan pilihan oleh investor muslim yang ingin menghindari unsur non halal ketika menanam modal. Di samping itu, potensi keuntungan yang diberikan oleh jenis investasi ini tak kalah menarik dibanding investasi konvensional. Jadi, investor tak perlu khawatir dengan risiko opportunity loss saat memutuskan berinvestasi di instrumen berbasis syariah.